Model Pengembangan Instuksional (Atwi Suparman, 2004)
Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari tiga
tahap yaitu tahap mengidentifikasi, tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi
dan merevisi.
Adapun tahap-tahap
tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap MengidentifikasI
- Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umum
- Melakukan analisis instruksional
- Mengidentifikas perilaku dan karakteristik siswa
- Menulis tujuan instruksional khusus
- Menulis tes acuan patokan
- Menyusun strategi instruksional
- Mengembangkan bahan instruksional
- Tahap Mengevaluasi dan Merevisi
Secara rinci tahap MPI dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional dan Menulis Tujuan
Instruksional Umum
Mengidentifikasi kebutuhan instruksional adalah suatu proses
untuk
a) menentukan kesenjangan penampilan siswa yang disebabkan kekurangan
kesempatan mendapatkan pendidikan dan pelatihan pada masa lalu
b)
mengidentifikasi bentuk kegiatan instruksional yang paling tepat
c) menentukan
populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan instrusional tersebut.
Dari
kegiatan mengidentifikasi kebutuhan instruksional diperoleh jenis pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang tidak pernah dipelajari atau belum dilakukan
dengan baik oleh siswa. Jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap tersebut
masih bersifat umum atau garis besar saja, yang merupakan hasil belajar yang
diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran. Hasil belajar ini disebut
Tujuan Instruksional Umum (TIU), karena sifatnya yang masih umum.
TIU harus dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja dan
operasional, yang menunjukan kegiatan yang akan dilihat. Suatu kalimat yang
menggungkapkan siswa dapat menjelaskan atau menguraikan sesuatu lebih tepat
digunakan daripada siswa dapat mengerti, memahami, atau mengetahui sesuatu. Hal
ini dimaksudkan agar tujuan yang akan dicapai dapat diukur sejauh mana
kemampuan siswa dalam proses pembelajaran telah mencapai kompetensi atau belum.
2. Melakukan
Analisis Instruksional
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku
umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus
yang dapat menggambarkan perilaku umum secara terperinci. Perilaku-perilaku
khusus disusun sesuai dengan kedudukannya, misalnya kedudukannya sebagai
perilaku prasyarat, perilaku yang menurut urutan gerakan fisik berlangsung
lebih dulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul lebih dulu atau
secara kronologis terjadi lebih awal.
Maksud dari gambaran dilakukannya analisis instruksional
adalah akan tersusun perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling
akhir. Melalui tahap perilaku-perilaku khusus tertentu, siswa akan mencapai
perilaku umum. Perilaku khusus yang telah disusun secara sistematis menuju
perilaku umum, laksana jalan yang singkat yang harus dilalui siswa untuk
mencapai tujuannya yang lebih baik.
3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Siswa
Mengidentifikasi perilaku awal siswa dimaksudkan untuk
mengetahui siapa kelompok sasaran, populasi sasaran, serta sasaran didik dari
kegiatan instruksional. Istilah tersebut digunakan untuk menanyakan siswa yang
mana atau siswa sekolah apa, serta sejauh mana pengetahuan dan keterampilan yang
telah mereka miliki sehingga dapat mengikuti pelajaran tersebut.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi karakteristik siswa
yang berhubungan dengan keperluan pengembangan instruksional. Informasi yang
dikumpulkan terbatas kepada karakteristik siswa yang ada manfaatnya dalam
proses pengembangan instruksional. Misalnya minat siswa, kemampuan siswa dalam
membaca bahasa asing, atau informasi lain yang berhubungan dengan pengembangan
instruksional.
4. Menulis Tujuan
Instruksional Khusus
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) terjemahan dari specific
instructional objective. Literature asing menyebutkan pula sebagai objective
atau enabling objective untuk membedakannya dari general instructional
objective, goal, atau terminal objective, yang berarti tujuan instructional
umum (TIU) atau tujuan instruktional akhir. TIK dirumuskan dalam bentuk kata
kerja yang dapat dilihat oleh mata (observable). TIK merupakan satu-satunya
dasar untuk menyusun kisi-kisi tes, karena itu TIK harus mengandung unsur-unsur
yang dapat memberikan petunjuk kepada penyusun tes agar dapat mengembangkan tes
yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya.[12]
Unsur-unsur dalam TIK dikenal dengan ABCD yang berasal dari
kata sebagai berikut: A = Audience, B = Behavior, C = Condition, dan D = Degree. Audience adalah siswa yang akan belajar,
behavior adalah perilaku spesifik yang akan dimunculkan oleh siswa setelah
selesai proses belajarnya dalam pelajaran tersebut, condition adalah kondisi
atau batasan yang dikenakan kepada siswa atau alat yang digunakan siswa pada
saat di tes (bukan pada saat belajar), dan degree adalah tingkat keberhasilah
siswa dalam mencapai perilaku tersebut.
5. Menulis Tes
Acuan Patokan
Tes acuan patokan dimaksudkan untuk mengukur tingkat
penguasaan setiap siswa terhadap perilaku yang tercantum dalam TIK.
Adapun
langkah-langkah dalam menyusun tes acuan patokan adalah sebagai berikut:
a)
menentukan tujuan tes
b) membuat table spesifikasi untuk setiap tes yaitu
daftar perilaku, bobot perilaku, persentase jenis tes, dan jumlah butir tes
c)
menulis butir tes
d) merakit tes
e) menulis petunjuk
f) menulis kunci
jawaban
g) mengujicobakan tes
h) menganalisis hasil ujicoba
h) menganalisis hasil ujicoba
i) merevisi
tes
6. Menyusun
Strategi Instruksional
Strategi instruksional dalam menyampaikan materi atau isi
pelajaran harus secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat
dikuasi oleh siswa secara efektif dan efisien. Dalam strategi instruksional
terkadung empat pengertian sebagai berikut:
a) urutan kegiatan instruksional,
yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa;
b)
metode instruksional, yaitu cara guru mengorganisasikan materi pelajaran dan
siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien;
c) media
instruksional, yaitu peralatan dan bajan instruksional yang digunakan guru dan
siswa dalam kegiatan instruksional; dan
d) waktu yang digunakan dalam
menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.
7. Mengembangkan
Bahan Instruksional
Pemilihan format media dalam pembelajaran virtual
kadang-kadang tidak sesuai dalam pratek, walaupun secara teori telah dilakukan
dengan benar. Untuk itu diperlukan kompromi untuk mendapatkan produk
pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan belajar.
Tahapan yang akan dicapai dalam mengembangkan bahan
instruksional adalah sebagai berikut:
a) menjelaskan faktor yang mungkin
menyebabkan perbaikan dalam pemilihan media dan sistem penyampaian agar sesuai
dengan kegiatan instruksional;
b) menjelaskan dan menyebutkan paket dalam
komponen instruksional;
c) menjelaskan peran desainer dalam pengembangan materi
dan penyampaian kegiatan instruksional; d) menjelaskan prosedur untuk
mengembangkan bahan instruksional yang sesuai dengan strategi instruksional;
e)
membuat bahan instruksional berdasarkan strategi instruksional.
8. Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus
ditingkatkan atau direvisi agar produk lebih efektif dan lebih efisien. Selain
itu, evaluasi formatif sebagai proses mnyediakan dan menggunakan informasi
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas
produk atau program instruksional. Tahapan evaluasi formatif adalah sebagai
berikut:
a) reviu oleh ahli bidang studi di luar tim pengembangan
instruksional
b) evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation)
c) evaluasi
kelompok kecil
d) ujicoba lapangan.
Pelaksanaan evaluasi formatif belum menjamin terjadinya
peningkatan kualitas produk instruksional, bila rekomendasi yang dihasilka
evaluasi tidak digunakan untuk merevisi produk instruksional yang dievaluasi.
Revisi yang dihasilkan dapat dikelompokkan dalam tiga bidang besar, yaitu:
a)
isi dari produk instruksional
b) kegiatan instruksional yang meliputi prosedur
penggunaan bahan instruksional dan penyajian atau presentasi
c) kualitas
fisik bahan instruksional
ESGI AFRISTA NOVRIANTO
1101617045
TP C
ESGI AFRISTA NOVRIANTO
1101617045
TP C
Komentar
Posting Komentar